Berita

COVID-19 MEREBAK, SATGAS DESA BERGERAK

Foto : Sinkronisasi Satgas Desa dengan IDI, Selasa (14/4/2020).

KEDIRI – Merebaknya SARS CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) hingga menjadi Pandemic di dunia ini telah datang di Tulungrejo, Pare, Kediri, Senin (23/3/2020), yang diduga datang melalui Alm. H.M. NA Klaster TKHI. SARS CoV-2 berkembang secara droplet (percikan) dari bersin maupun batuk sehingga seluruh orang harus memakai masker. OTG (Orang Tanpa Gejala) sekalipun bisa berstatus positif karena pada Periode 2 gejala virus sudah tidak bisa dideteksi dikarenakan mirip dengan flu atau pneumonia.

SARS CoV-2 merebak dengan cepat dan masif, maka yang segera dibutuhkan oleh desa adalah tempat isolasi untuk pendatang dari Luar Kota atau Luar Negeri. Isolasi tujuannya memastikan bahwa pendatang selama isolasi dalam kondisi sehat dan tidak menjadi penular. Pendataan sangat diperlukan untuk mengetahui data transmisi melalui Tracing. Metode Pendataan dilakukan dengan cara jarak jauh (Telepon/WA) dengan pendatang. Dengan begitu, Satgas Desa adalah Garda terdepan dalam pencegahan penyebaran SARS CoV-2 dengan melakukan sosialisasi penggunaan masker, PHBS dan tetap di rumah.

Pada masa wabah SARS CoV-2 ini ada beberapa istilah yang dicantumkan ke beberapa orang, yaitu :

  1. OTG (Orang Tanpa Gejala) untuk Semua orang yang datang dari daerah merah, tetapi belum bergejala;
  2. ODP (Orang dalam Pemantauan) untuk OTG yang bergejala (Batuk, pilek, demam diatas 38° C);
  3. PDP (Pasien dalam Pengawasan) untuk ODP dengan gejala sesak nafas, dan wajib dilakukan test, seperti rontgen, swab dll;
  4. ODR (Orang dalam Risiko) untuk orang dengan riwayat perjalanan dari daerah transmisi lokal dan tidak menunjukkan gejala apapun

SARS CoV-2 Foto : Shutterstock (shorturl.at/CJZ56)

Selasa (14/4/2020) Sinkronisasi pun dilakukan Satgas Desa dan Satgas CoVid-19 Kab. Kediri dengan dr. FX Retriatmadja MARS, dr. Andadari MMRS dan juga ada dr. Ahmad Khatib selaku Ketua IDI yang juga merupakan juru bicara Satgas CoVid-19 Kab. Kediri. Awalnya Dr. Retri menjelaskan tentang ODR, kalau ODR dalam pemantauan 14 hari tidak bergejala, maka boleh tidak melakukan isolasi mandiri tetapi tetap memakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. “Jika terjadi gejala demam tinggi, batuk sampai sesak, pilek maka di lakukan pemeriksaan dan menaikkan status sebagai PDP.” Lanjut beliau. Di Kabupaten Kediri sendiri ada 3 Rumah Sakit Rujukan CoVid-19 yaitu, RSUD Kabupaten Kediri Pelem Pare, RS SLG Ngasem, dan RS HVA Tulungrejo.

Jikalau ada masyarakat sekitar yang meninggal mendadak, dr. Retri memohon untuk tidak panik, dan Pihak Keluarga ditanyai terlebih dahulu, apakah almarhum mempunyai riwayat/gejala CoVid-19 atau tidak, jika tidak maka meminta tolong kepada tenaga medis agar memastikan almarhum tidak terjangkit CoVid-19. Sama seperti halnya memandikan Almarhum, jika almarhum mempunyai gejala CoVid-19 dan riwayat penyakit menular, maka memandikanya memakai APD, jika tidak mempunyai gejala dan riwayat itu, maka tidak perlu.

dr. Andadari pun menambahkan bahwa tempat umum seperti Pasar, Warung, dan lainnya sebaiknya diperhatikan, dan jika ada orang yang belum memakai masker, mohon untuk disampaikan untuk memakai masker. Physical Distancing juga diperhatikan mengingat ada pembagian masker dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Dikarenakan Rumah Sakit di Kab. Kediri hanya mempunyai jumlah total hanya 1500 Bed dan tidak semua dipakai untuk mengatasi pasien CoVid-19, maka dari itu pencegahan dari awal adalah tugas dari Satgas Desa. (ram/kopi)