“ARIF KEMBALIKAN FUNGSI SUNGAI”
Kediri 09 Nopember2019.
Sungai Serinjing yang berhulu di gunung Kelud ,tepatnya di daerah Siman dan berhilir di daerah Minggiran tepatnya di sungai Brantas kabupaten Kediri. Bentangan sungai ini sepanjang 36 Km.
Bicara Sungai Serinjing tidak terlepas dari sejarah peradaban masa lalu pada zaman kerajaan Kalingga. Peradaban yang sudah berkembang salah satunya terkait pola pengairan dan pengurangan dampak bencana.
Arif 39 tahun warga dusun Mojolegi desa Bendo kecamatan Pare pada tahun 2016, melakukan telusur sungai sepanjang 36 Km tersebut bersama beberapa kawan pemuda. Menurut mas Arif ,ada 340 titik sampah limbah rumah tangga di sepanjang aliran sungai tersebut. Hati ini miris melihatnya , padahal sungai atau dalam bahasa jawa Kali menjadi ciri khas Kediri masa lalu seperti yang tertulis di prasasti Harinjing Ujarnya. Masih kata mas Arif, sungai merupakan sumber penghidupan untuk akses pengairan pertanian warga.
Berangkat dari temuan lapangan dan keprihatinan terserbut, mas Arif sebagai warga asli Kediri mengorganisir 60 pemuda setempat untuk ikut membersihkan sungai Sarinjing sebagai upaya melestarikan atau nguri uri sungai yang ada di wilayah Mojolegi . Prinsip yang di lakukan menyadarkan masyarakat tanpa menyentuh, sehingga butuh contoh untuk upaya perubahan perilaku masyarakat.
Pada tahun 2017 aliran sungai Sarinjing yang berada di dusun Mojolegi sepanjang 100 m dengan lebar 5 m ,dijadikan contoh menjaga dan melestarikan sungai dengan pendekatan partisipatif warga. Arief mengajak bagaimana mengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Serinjing, selama ini banyak warga membuang sampah kesungai,
menjadi peduli dan mencintai sungai Serinjing dengan tidak membuang sampah kedalam sungai, adalah sebuah target dan impian bersama.
Sungai tersebut di ubah menjadi tempat yang ramah bermain, bersantai dan berdiskusi. Dalam sungai tersebut di pelihara ikan nila dan tawes dengan modal murni partsipasi anggota.Swakelola Lepen Mojolegi Sarinjing Raya ini menjadi inspirasi para pihak baik pemerintah maupun pegiat sosial untuk bisa di tularkan di daerah lain. Praktek baik dan ide menarik ini di benarkan oleh Paidi 55 tahun warga dusun Mojolegi desa Bendo kecamatan Pare. Mereka saling membantu dan menguatkan pola pemberdayaan masyarakat ini.(team)